Stroller Bikin si Kecil Terlambat Berjalan?
06.17
LISA dan Tommy sedang berjalan-jalan di mal sambil bersenda gurau dengan bayi 6 bulan mereka yang ditempatkan di dalam kereta dorong bayi. "Loh, kalau sedang jalan-jalan begini jangan suka pakai stroller. Nanti anak kamu jadi malas. Bisa-bisa nanti dia jadi telat jalan deh," tutur seorang teman yang kebetulan berpapasan dengan pasangan muda itu.
Memang, kereta dorong bayi (stroller) kini merupakan alat perlengkapan bayi dengan kategori "wajib" dimiliki. Tentu saja, melalui alat bantu ini, Anda bisa membawa si kecil ke mana saja tanpa lelah menggendongnya. Tapi, kalau anak keseringan memakai stroller, apakah berpengaruh dengan cepat tidaknya belajar jalan? Wah, itu semua tergantung dari orangtua dan si anak. Loh, kok bisa?
Berikut ulasan dr Rini Sekartini SpAK, dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI Jaya) mengenai pengaruh stroller dengan cepat tidaknya anak belajar berjalan.
Menjadi Minus Bila...
Sebenarnya, penggunaan stroller secara tepat dan sesuai tidak berdampak apapun terhadap perkembangan motorik buah hati Anda. Lain masalahnya jika Anda menggunakannya secara tidak tepat.
Nah Moms, coba Anda telaah! Apakah sebagian besar waktu si kecil sehari-hari dihabiskan di atas stroller, padahal usianya sudah memungkinkan ia untuk belajar berjalan? Jika ya, berarti Anda kurang menstimulasi ia untuk belajar.
Terkadang, penyebab anak terlambat berjalan bukan karena si anak mengalami masalah atau kelainan, tetapi bisa jadi karena pola asuh orangtua yang keliru.
Ada Stroller, Orangtua Tak Repot
"Kamu di sini dulu ya sayang," kalimat itu senantiasa Moms ucapkan pada si kecil sembari mendudukkannya di atas stroller dan mengencangkan sabuk pengamannya. Padahal, si kecil yang berusia 8 bulan sudah menunjukkan minatnya untuk bergerak ke sana kemari, ia mulai berjalan "tatih" dan mencoba berdiri. Sayangnya, bukannya mendukung kemauannya, Anda yang merasa "direpotkan" dengan gerakannya, malah meredam kemauannya itu dengan alasan takut jatuh, nanti si kecil capek, dan sebagainya. Perlindungan yang terlalu berlebihan ini lah yang bisa saja membuat si kecil akhirnya menjadi "malas" melatih kakinya untuk berdiri dan berjalan.
Kali lain, saat Anda berjalan-jalan dengannya, ia sudah ingin "merangsek turun" dari strollernya, tapi Anda tak mengindahkannya agar acara jalan-jalan tadi berlangsung cepat dan praktis. Tak ayal, ia akhirnya terbiasa untuk duduk di atas stroller.
Bila ia diajak ke luar rumah, ia hanya mau ikut kalau didudukkan di atas stroller. Tak masalah kalau ia mau diturunkan sewaktu-waktu, tapi akan "berabe" bila si kecil akhirnya menganggap bahwa stroller adalah kakinya, yang bisa membawanya ke mana pun juga tanpa ia bersusah payah. Sebab, sudah pasti ada yang mendorong stroller tersebut, bukan?
Perhatikan Gelagat si Kecil
Nah, sikap orangtua yang memperlakukan anak dengan nyaman inilah yang terkadang membuat anak menjadi keenakan dan malas berjalan. Misalnya orangtua tak pernah memberdirikan anak karena khawatir anaknya jatuh, sehingga anak tak dirangsang menggunakan kakinya. Padahal, bila anak tak dirangsang secara fisik maka fisiknya pun bisa terlambat perkembangannya.
Selain itu, cepat atau tidaknya anak berjalan juga tergantung pada kesiapan diri sang anak sendiri. Meski kakinya sudah kuat tapi karena ia merasa belum waktunya atau ia belum mau berjalan, maka ia tak akan terdorong untuk berjalan. Nah, orangtua tak perlu memaksanya.
Amati tingkah laku anak, semakin ia siap, ia tak akan bisa 'duduk diam' di satu tempat, apalagi di atas stroller yang 'terikat'. Wah, kalau sudah begitu, si kecil sudah mau belajar berjalan tuh, Moms!
Tetap Stimulasi
Sebagai orangtua tetap berikan kesempatan pada si kecil untuk melatih perkembangan motoriknya seperti melatihnya belajar duduk dengan menggunakan matras, belajar merangkak, membantunya berdiri, merambat sampai akhirnya si kecil dapat berjalan dengan baik.
Namun ingat, sebaiknya bila anak sudah dapat berjalan lancar, penggunaan stroller harus dikurangi agar anak tidak menjadi malas berjalan. Walau begitu, pada situasi tertentu, stroller tetap bisa digunakan, misalnya dalam keadaan anak harus berjalan jauh supaya anak tidak lelah.
(Koran SI/Koran SI/tty)
0 komentar:
Posting Komentar