Hati2x... Ada Cacing Pita Pada Seafood Mentah !
04.45
Anda penggemar makanan ikan mentah? Berhati-hatilah, penelitian menunjukkan bahwa jumlah serangan cacing pita dari ikan salmon meningkat.
Suatu hari di Agustus 2006, Anthony Franz menyambangi sebuah rumah sakit di Chicago, Amerika Serikat dengan membawa sebuah cacing sepanjang 270 sentimeter. Cacing itu bukan ditemukan di pekarangan kediaman Franz, melainkan berasal dari otaknya!
Ya, Franz hanyalah salah satu dari sekian penderita cacing pita, di mana jumlahnya terus bertambah. Meski kasus tersebut terbilang langka, sebuah penelitian menunjukkan bahwa jumlah serangan caci pita yang berasal dari salmon meningkat tiga kali lipat dari rata-rata 0,32 kasus per 10.000 orang di Kyoto, Jepang, menjadi setidaknya 1 kasus per 10.000 orang pada tahun 2008.
Dan, dengan semakin populernya masakan sushi—dan jenis makanan ikan lain yang tidak dimasak dengan matang—di penjuru dunia, penyakit cacing pita pun juga menohok hingga ke pelbagai negara termasuk Prancis, Swis, dan Amerika Serikat.
Apa yang dirasakan penderita cacing pita? “Rasa tidak nyaman, kesakitan, dan anemia,” terang Dr. Felipe C. Cabello, profesor Mikrobiologi dan Imunologi, New York Medical College, sebagaimana diberitakan ABC.
“Jenis cacing pita yang berbahaya adalah anisakis, yang dapat menyerang bagian perut dan perlu penanganan masif,” jelas Cabello seraya menambahkan bahwa cacing pita yang umumnya berasal dari ikan, perlahan-lahan dapat menggerus energi penderita.
Cacing pita dapat bertumbuh hingga sepanjang 7,5 meter dalam jangka sekian tahun.
Pada 2008, seorang wisatawan asal Ceko, mendadak sakit usai menyantap hidangan salmon mentah di Kanada. Saat pria malang itu kembali ke rumah, ia mengetahui bahwa terdapat cacing pita dalam tubuhnya.
Sementara di Brasil, cacing pita juga ditemukan dalam salmon sushi.
Ihwal kasus Franz, jenis cacing pita yang sempat bersemayan di otaknya adalah Diphyllobothrium latum. Tanpa tedeng aling-aling, Franz pun menuntut ganti rugi sebesar 100 ribu dolar AS kepada Shaw’s Crab House di Chicago—tempat ia menyantap hidangan yang disinyalir mengandung cacing pita itu—yang merupakan bagian dari jaringan perusahaan Lettuce Entertain You Enterprises of Chicago.
“Pada dasarnya kami telah menemukan bahwa beberapa jenis cacing pita disebabkan oleh pengolahan seafood yang kurang matang, khususnya salmon,” tutur pengacara Franz, Gergory Leiter.
Namun, president CEO Kevin Brown menampik tuntutan itu: “Dari hasil penyelidikan, kami yakin bahwa Franz tidak mendapatkan cacing pita itu dari restoran kami,” tegasnya. “Kami selalu mengutamakan hidangan yang aman dan layak untuk disantap,” ia meyakinkan.
Kasus Franz sendiri membuktikan bahwa tidak sulit menemukan ikan yang mengandung cacing pita di negeri Paman Sam. “Sewaktu saya bekerja di restoran, saya lebih sering menemukan ikan yang mengandung cacing pita di tempat kerja dibanding di supermarket,” aku Helen Rennie, praktisi boga dan pemilik sekolah memasak di Boston.
Beberapa jenis ikan yang ditemukan Rennie kerap mengandung cacing pita yakni berbagai varian tuna, varian salmon, trout, dan dan cod.
Ikan-ikan yang dijual di supermarket umumnya sudah terlebih dulu dibersihkan dari cacing pita. “Mereka meletakkan irisan daging pada sebuah kaca dan meneranginya dengan sinar yang sangat kuat, kemudian menyingkirkan setiap cacing dengan jepitan,” jelas Rennie.
Meski demikian, Anda jangan merasa cemas dulu lantaran jenis parasit ini mudah disingkirkan jika ikan dimasak dengan benar. Jika Anda tetap bersikukuh menyantap hidangan mentah, Rennie menyarankan agar Anda bertandang ke restoran yang mempekerjakan orang yang ahli dalam menyajikan hidangan mentah yang higienis.
“Jadi jangan coba-coba menyajikan sendiri hidangan mentah di rumah,” pungkas Rennie.
Suatu hari di Agustus 2006, Anthony Franz menyambangi sebuah rumah sakit di Chicago, Amerika Serikat dengan membawa sebuah cacing sepanjang 270 sentimeter. Cacing itu bukan ditemukan di pekarangan kediaman Franz, melainkan berasal dari otaknya!
Ya, Franz hanyalah salah satu dari sekian penderita cacing pita, di mana jumlahnya terus bertambah. Meski kasus tersebut terbilang langka, sebuah penelitian menunjukkan bahwa jumlah serangan caci pita yang berasal dari salmon meningkat tiga kali lipat dari rata-rata 0,32 kasus per 10.000 orang di Kyoto, Jepang, menjadi setidaknya 1 kasus per 10.000 orang pada tahun 2008.
Dan, dengan semakin populernya masakan sushi—dan jenis makanan ikan lain yang tidak dimasak dengan matang—di penjuru dunia, penyakit cacing pita pun juga menohok hingga ke pelbagai negara termasuk Prancis, Swis, dan Amerika Serikat.
Apa yang dirasakan penderita cacing pita? “Rasa tidak nyaman, kesakitan, dan anemia,” terang Dr. Felipe C. Cabello, profesor Mikrobiologi dan Imunologi, New York Medical College, sebagaimana diberitakan ABC.
“Jenis cacing pita yang berbahaya adalah anisakis, yang dapat menyerang bagian perut dan perlu penanganan masif,” jelas Cabello seraya menambahkan bahwa cacing pita yang umumnya berasal dari ikan, perlahan-lahan dapat menggerus energi penderita.
Cacing pita dapat bertumbuh hingga sepanjang 7,5 meter dalam jangka sekian tahun.
Pada 2008, seorang wisatawan asal Ceko, mendadak sakit usai menyantap hidangan salmon mentah di Kanada. Saat pria malang itu kembali ke rumah, ia mengetahui bahwa terdapat cacing pita dalam tubuhnya.
Sementara di Brasil, cacing pita juga ditemukan dalam salmon sushi.
Ihwal kasus Franz, jenis cacing pita yang sempat bersemayan di otaknya adalah Diphyllobothrium latum. Tanpa tedeng aling-aling, Franz pun menuntut ganti rugi sebesar 100 ribu dolar AS kepada Shaw’s Crab House di Chicago—tempat ia menyantap hidangan yang disinyalir mengandung cacing pita itu—yang merupakan bagian dari jaringan perusahaan Lettuce Entertain You Enterprises of Chicago.
“Pada dasarnya kami telah menemukan bahwa beberapa jenis cacing pita disebabkan oleh pengolahan seafood yang kurang matang, khususnya salmon,” tutur pengacara Franz, Gergory Leiter.
Namun, president CEO Kevin Brown menampik tuntutan itu: “Dari hasil penyelidikan, kami yakin bahwa Franz tidak mendapatkan cacing pita itu dari restoran kami,” tegasnya. “Kami selalu mengutamakan hidangan yang aman dan layak untuk disantap,” ia meyakinkan.
Kasus Franz sendiri membuktikan bahwa tidak sulit menemukan ikan yang mengandung cacing pita di negeri Paman Sam. “Sewaktu saya bekerja di restoran, saya lebih sering menemukan ikan yang mengandung cacing pita di tempat kerja dibanding di supermarket,” aku Helen Rennie, praktisi boga dan pemilik sekolah memasak di Boston.
Beberapa jenis ikan yang ditemukan Rennie kerap mengandung cacing pita yakni berbagai varian tuna, varian salmon, trout, dan dan cod.
Ikan-ikan yang dijual di supermarket umumnya sudah terlebih dulu dibersihkan dari cacing pita. “Mereka meletakkan irisan daging pada sebuah kaca dan meneranginya dengan sinar yang sangat kuat, kemudian menyingkirkan setiap cacing dengan jepitan,” jelas Rennie.
Meski demikian, Anda jangan merasa cemas dulu lantaran jenis parasit ini mudah disingkirkan jika ikan dimasak dengan benar. Jika Anda tetap bersikukuh menyantap hidangan mentah, Rennie menyarankan agar Anda bertandang ke restoran yang mempekerjakan orang yang ahli dalam menyajikan hidangan mentah yang higienis.
“Jadi jangan coba-coba menyajikan sendiri hidangan mentah di rumah,” pungkas Rennie.
0 komentar:
Posting Komentar